BANJARMASIN- Konglomerat asal Kalimantan Selatan yang dikenal dengan Haji Isam atau yang memiliki nama lengkap Andi Syamsuddin Arsyad ini dikenal bukan hanya sebagai seorang pengusaha sukses dan filantropis, tetapi juga sebagai tokoh yang berperan dalam pembangunan.
Haji Isam ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto untuk memimpin proyek ambisius yang bertujuan mencetak 1 juta hektare sawah di Merauke, Papua Selatan.
Sebagai seorang pengusaha, tidak hanya fokus pada keuntungan bisnis semata. Dia juga aktif terlibat dalam berbagai proyek sosial, seperti pembangunan fasilitas umum, masjid, dan sekolah, yang manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
kontribusi Haji Isam tidak hanya terlihat dari kesuksesan bisnisnya, tetapi juga dari upayanya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya
Pria kelahiran Batulicin, Provinsi Kalimantan Selatan, yang Ayahnya berasal dari etnis Bugis, tinggal di sebuah desa di Bone, Sulawesi Selatan, sementara ibunya berasal dari Banjar, Kalimantan Selatan.
Haji Isam memulai perjalanan bisnisnya dari bawah hingga mampu membangun jaringan bisnis yang luas seperti sekarang. Ia bahkan pernah bekerja sebagai tukang ojek dan operator alat berat sebelum mencapai kesuksesan.
Awal mula perjalanan bisnis dimulai saat ia berkenalan dengan seorang penambang batu bara lokal bernama Johan Maulana. Sejak 2001, ia bergabung dengan Johan Maulana dan belajar bagaimana cara mengelola usaha pertambangan dengan baik.
Setelah dua tahun belajar dari Johan Maulana, Haji Isam mengambil langkah penting saat jalani dunia bisnis batu bara yang kemudian mengubah arah hidupnya. menjadi kontraktor pelaksana di PT Arutmin Indonesia, yang merupakan bagian dari PT Bumi Resources Tbk milik keluarga Bakrie, melalui bendera CV Jhonlin Baratama.
Seiring dengan perkembangan usahanya, CV. Jhonlin Baratama bertransformasi menjadi PT Jhonlin Baratama. Saat ini, PT Jhonlin mampu menambang hingga 400 ribu ton batu bara setiap bulannya, dengan omzet yang mencapai puluhan miliar rupiah setiap bulan.
Perusahaan yang didirikannya terus berkembang. Di sektor penerbangan, dia mendirikan Jhonlin Air Transport. Dalam bidang perkapalan, ada Jhonlin Marine yang mengelola armada puluhan kapal tongkang untuk mengangkut batu bara.
Selain itu, di sektor agrobisnis, terdapat Jhonlin Agromandiri yang menangani pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Bahkan, dia memiliki pabrik biodiesel senilai Rp 2 triliun yang dikelola oleh Jhonlin Agri Raya. Secara keseluruhan, Jhonlin Group mengalami perkembangan yang pesat dan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian, termasuk menciptakan lapangan kerja untuk ribuan orang.(nr/sekaltengcom)